Selasa, 07 Februari 2012

HELLO GHOST


HELLO GHOST
헬로우 고스트 (Hel-lo-woo Go-seu-teu)


Directed and Screenplay by :
Kim Yeong-Tak

Producer :
Lim Sung-Bin, Choi Moon-Soo

Cinematographer :
Choi Sang-Muk

Release date :
23 December 2010



CAST

Cha Tae-Hyeon as Kang Sang Man
Kang Ye-Won as Jung Yun Soo
Lee Moon-Soo as Poppy Ghost
Ko Chang-Seok as Chain-Smoker Ghost
Jang Young-Nam as CryBaby GhostCheon Bo-Geon as Elementary School student Ghost
“Festival Kanak-kanak setiap tahun ada orang datang melihatku. Orang yang menanyakan namaku sangat banyak. Jarang mereka mengingat namaku dan juga jarang yang memanggilku. Festival kanak-kanak kulewati setiap tahunnya di panti asuhan seperti ini, selalu sendirian. Melewati hidup dengan begitu serius dan tidak ada seorang pun yang mengingatmu, aku sangat lelah”.
Terlihat seorang Pria setengah baya tengah serius melihat acara di televisi. Acara yang sedang diputar sama seperti yang sedang dialaminya. Pria tersebut menonton sambil menangis dan tidak henti-hentinya memasukkan sesuatu benda berwarna putih ke dalam mulutnya.
Telepon di kamarnya tiba-tiba berdering dan sangat mengganggu baginya. Pria tersebut antara ragu untuk mengangkat telepon atau membiarkannya berbunyi terus menerus. Benda berwarna putih masih berada di dalam mulutnya, belum lagi ditambah yang bertebaran di hadapannya. Dia melirik kembali ke arah telepon dan kemudian melihat tempat air yang sudah kosong. Pria tersebut jelas heran karena dia sama sekali belum minum air setetes pun.
Kesal dengan bunyi telepon yang terus berdering dan air yang tiba-tiba habis entah kemana rimbanya, pria tersebut memuntahkan semua benda putih di dalam mulutnya.
“Halo, bukan penginapan tapi perumahan paruh waktu. Apa seorang pria tidak boleh tinggal di perumahan paruh waktu” ucap Pria tersebut terisak-isak “boleh, tentu saja, tapi maksudku…. Perumahan paruh waktu harganya 20.000 dan penginapan adalah 40.000” jawab si penelepon. Pria kesal mendengar ocehan si penelepon dan menutup telepon dengan kasar.
Perumahan paruh waktu 20.000 dan penginapan 40.000, aku datang mencari mati dan membayar 20.000 dengan sia-sia.
Pria kembali memasukkan benda berwarna putih ke dalam mulutnya dan dengan cepat meminum air dari keran. Pandangannya mulai kabur dan jalannya mulai terseok-seok, setelah itu dia terjatuh ke lantai (keren euy cara jatuhnya pakai slow motion).
“Bocah ini demi membayar 20.000 lebih sedikit, apa ini?.....” oceh seorang Pria yang tiba-tiba masuk dan ternyata adalah si penelepon dan pemilik perumahan paruh waktu yang sedang ditinggali si Pria. “Hei Paman, dasar, kalau mau mati pergilah ke tempat lain” ucap pemilik rumah terkejut dan menekan dada Pria hingga Pria memuntahkan benda putih yang dimakannya dan ternyata adalah obat.
Pria itu adalah Sang Man, seorang Pria yang mengalami depresi hebat karena merasakan kesendirian dalam hidupnya dan sama sekali tidak memiliki seorang anggota keluarga. Sang Man sudah mencoba berbagai cara untuk mengakhiri hidupnya namun selalu saja gagal. Usaha terakhirnya untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum obat hingga over dosis membuatnya melakukan cara lain dengan menjatuhkan diri dari atas jembatan sebuah sungai. Namun lagi dan lagi gagal, dua orang police air yang sedang bertugas berhasil menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit.
Aku tidak melakukan kejahatan seharusnya bisa masuk surga kan? Aku mau naik ke surga dulu, Annyeo.
Sang Man perlahan-lahan membuka mata.
Tidak berhasil mati lagi
Sang Man bangun dari tempat tidur dan melihat ke sekeliling. Seorang ahjumma yang sedang merawat suaminya merasa heran dengan Sang Man.
Sang Man terkejut saat menyadari kehadiran seseorang di sampingnya. Pria tersebut memakai jaket berwarna biru dan sedang asyik merokok. “maaf, di rumah sakit seharusnya dilarang merokok” tegur Sang Man. Pria tersebut tidak mendengarkan dan malah meniupkan asap rokoknya ke wajah Sang Man.
Suster tiba-tiba mendekati Sang Man “kamu tahu kan di rumah sakit dilarang merokok” ucap Suster kesal dan mengambil rokok dari tangan Sang Man. Sang Man tentu saja heran kenapa tiba-tiba di tangannya ada sebatang rokok padahal dirinya sangat anti merokok. Sang Man melirik pria di sebelahnya yang hanya bisa terdiam saat rokok ditangannya juga ikut menghilang.

Hidup begini lama dan pertama kalinya aku diperlakukan seperti ini


Sang Man dibawa oleh perawat dengan menggunakan tempat tidur beroda. “tapi….. apakah harus pergi bersamanya?” tanya Sang Man pada perawat karena pria yang sempat merokok tadi ikut juga bersamanya. Perawat hanya terdiam melihat Sang Man dan sama sekali tidak menjawab pertanyaan Sang Man.

Sang Man sekarang duduk di hadapan psikiater yang bernama Dong Gu.
“aku ada sakit jiwa apa?” tanya Sang Man terbata-bata “tidak, Cuma melihat ada sequel, tidak semuanya begini” ucap Dong Gu dan tersenyum “mulai kapan ingin bunuh diri?” tanya Dong Gu “belum terlalu lama” jawab Sang Man dengan mimic wajah serius “boleh tanya mengapa?” tanya Dong Gu lagi “tidak memiliki rasa percaya diri untuk hidup terus menerus” jawab Sang Man “sekarang juga ingin mati?” tanya Dong Gu untuk kesekian kalinya “tapi tidak tahu kenapa tidak pernah bisa mati” jawab Sang Man “sebenarnya walaupun Cuma sementara apakah pernah berhenti bernafas untuk sementara waktu?” tanya Dong Gu serius “Oh” jawab Sang Man “pernah merasakannya namun sekarang sehat dan sama sekali tidak ada masalah, dengar-dengar kamu bilang ada seorang teman?” tanya Dong Gu.
Sang Man melirik ke sebelah kirinya dan hal itu membuat Dong Gu merasa heran. Sang Man tertawa dan Dong Gu pun berusaha untuk tertawa “mungkinkah dia yang menyuruhmu untuk bunuh diri?” tanya Dong Gu “apa?” tanya Sang Man tidak mengerti dan melirik lagi ke sebelah kiri ke arah Pria perokok “anio, pertama kali bertemu di rumah sakit” jawab Sang Man “mungkinkah ada seorang lagi?” tanya Dong Gu “tidak ada” jawab Sang Man dan tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang sedang menangis.
Sang Man melihat ke sekeliling mencari sumber suara. “ini siapa yang sedang menangis?” tanya Sang Man pada Dong Gu “ah, seorang yang sedang menangis” ucap Dong Gu dan menulis di consultation report “teman 2 orang”. “jadi yang merokok adalah siapa?” tanya Dong Gu namun Sang Man tidak menjawabnya dan malah berdiri menuju sebuah lemari yang berada di belakang Dong Gu.
Sang Man merasa sumber tangisan berasal dari dalam lemari dan benar saja saat Sang Man membuka lemari terlihat seorang wanita yang sedang duduk sambil menangis. “apa yang anda lakukan disini?” tanya Sang Man heran. Wanita itu mendongakkan kepalanya dan meminta maaf kepada Sang Man karena sudah menangis di dalam lemari.
Sang Man bertanya kepada Dong Gu kenapa ada wanita menangis di dalam lemari dan hal itu membuat Dong Gu heran karena sama sekali tidak ada siapapun di dalam lemari. Dong Gu berbalik dan menelepon perawat untuk membawa Sang Man pergi secepat mungkin dari ruangannya.
Sang Man jelas marah pada Dong Gu karena tidak menjawab pertanyaannya dan malah menyuruh perawat untuk membawanya pergi. “aku tanya kenapa ada wanita menangis disini, jika menyukai orang lain juga tidak boleh seperti ini, mengapa melukai orang yang disukai” teriak Sang Man emosi.
Dua orang perawat masuk ke ruangan Dong Gu dan menarik Sang Man “kamu tidak perduli wanita itu?” teriak Sang Man lagi pada Dong Gu. Dong Gu berdiri dari kursinya dan mencoba memasukkan tangannya ke dalam lemari yang sama sekali kosong dan tidak ada seorang pun disana “kamu memegang apa? Hei cepat keluar dari sana, jangan terus berjongkok” tambah Sang Man.
Perawat kembali membawa Sang Man ke ruang perawatan, kali ini Sang Man duduk di atas tempat tidur beroda bersama dengan Pria perokok dan wanita yang selalu menangis.
Malam harinya saat Sang Man sedang asyik tidur, dirinya tiba-tiba terbangun karena ingin ke kamar mandi. Tinggal beberapa langkah dirinya sampai di kamar mandi, sosok seorang Pria paruh baya yang sedang duduk di atas meja menarik perhatiannya.
Sang Man perlahan-lahan mendekat dan akhirnya mengetahui apa yang sedang dikerjakan Pria paruh baya tersebut. Dirinya sedang asyik meniup kertas yang terletak di atas meja hingga terjatuh ke lantai. Seorang perawat kemudian berjongkok memungutinya.
Pria paruh baya menyadari kehadiran Sang Man. Dia pun berbalik dan seketika kepalanya membesar seperti balon yang sedang ditiup. Sang Man sontak terkejut dan ketakutan, dia berbalik ke belakang untuk mencari keberadaan orang lain namun yang ada hanya lorong gelap rumah sakit. Sang Man kembali berbalik ke arah sebelumnya dan kembali terkejut saat melihat pria paruh baya sudah berdiri di hadapannya begitupun dengan Pria Perokok dan wanita yang selalu menangis berdiri di sisi lain.
Sang Man memberi hormat dan dengan cepat berlari kembali ke kamar. Sang Man mencoba mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Namun belum beberapa detik, Sang Man kembali dikejutkan oleh penampakan Pria Perokok, Wanita yang selalu menangis dan Pria Paruh Baya yang sedang melayang di hadapannya dengan wajah membesar seperti balon.
http://www.smileycodes.info
“ternyata bukan manusia” ucap Sang Man terbata-bata dan ke tiga hantu mengangguk bersamaan “jadi, kalian ada masalah apa mencariku?” tanya Sang Man lagi dengan wajah ketakutan “kami adalah orang yang mulai hari ini akan menggunakan tubuhmu bersama-sama” jawab hantu Pria Perokok “apa? Menggunakan apa bersama?” tanya Sang Man tidak mengerti “tubuhmu” jawab hantu Pria Paruh Baya “kalau begini kalian 1,2,3 orang mau menggunakan tubuhku bersama? Kalian bertiga” tanya Sang Man dan para Hantu kembali mengangguk bersamaan “mendadak ngantuk sekali” ucap Sang Man dan pingsan.
Pagi harinya, Sang Man akhirnya tersadar. Di hadapannya sudah ada 2 orang perawat, suster dan psikiater Dong Gu. “tidur di lantai lebih enak ya dibandingkan di tempat tidur?” tanya Dong Gu. Sang Man menjawab kalau tidur di tempat tidur jauh lebih baik.
Sang Man mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan pandangannya kembali melihat sosok seorang anal kecil yang memakai pakaian berwarna kuning dan sedang asyik melompat di atas tempat tidur. Anak tersebut tersenyum kepada Sang Man.
“Anak itu…..” ucap Sang Man dan menghentikan ucapannya saat melihat ekspresi suster, perawat dan psikiater Dong Gu.
Kelihatannya kematian sungguh sudah sangat dekat denganku, benar-benar sudah bisa melihat Hantu dan sekarang ada 4.

Sang Man menaiki sebuah Bus. Ke empat hantu masih saja mengikutinya. “apa mau terus mengikutiku?kapan pun?tidak perduli pergi kemanapun?” tanya Sang Man pada ke empat hantu.

“apa kamu menyukaiku?tidak usah malu” tanya seorang wanita yang duduk tidak jauh dari Sang Man. Wanita itu mengira kalau Sang Man sedang mengajaknya berbicara. Sang Man tidak memperdulikannya dan lebih tertarik pada secarik kertas yang bertuliskan nama seorang peramal yang sangat hebat.
Tidak perlu menunggu waktu lama bagi Sang Man untuk mendatangi peramal tersebut, karena baginya lebih cepat lebih baik. Peramal mengatakan kalau mereka akan terus mengikuti dirinya sampai Sang Man mengabulkan keinginan mereka yang belum terpenuhi sewaktu mereka masih hidup dulu. Peramal juga mengatakan kalau kebiasaan Sang Man perlahan-lahan akan berubah karena dirasuki oleh ke empat Hantu secara bergantian.
Sang Man berjalan terseok-seok keluar dari rumah peramal. Peramal hanya bisa memandangi Sang Man yang mulai menjauh dan bergumam “banyak sekali”.
Semua orang sedang berdiri menunggu hingga lampu menjadi hijau untuk menyeberang jalan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing begitupun dengan Sang Man yang sibuk memikirkan ke empat hantu yang sekarang berada di gendongannya. Hantu Pria Perokok, Pria Paruh Baya dan Wanita yang selalu menangis sementara hantu anak kecil bergelantungan dan berpegangan di kaki Sang Man.
Lampu berubah menjadi hijau, semua orang dengan mudahnya menyeberangi jalan namun Sang Man harus berjuang sekuat tenaga dengan ke empat hantu di tubuhnya.
Para Ahjumma tetangga Sang Man berkempul di depan apartemen Sang Man. Mereka mulai mengomel tentang depan rumah Sang Man yang sangat berantakan. Sang Man berjalan terseok-seok ke arah mereka. “lihat saja aku akan memarahinya…. Tetapi kenapa wajahnya seperti itu” ucap salah satu Ahjumma. “kenapa kamu hidup seperti ini?” tanya salah satu Ahjumma pada Sang Man “aku hanya bisa hidup begini” jawab Sang Man “kalau begitu cepat mati saja” ucap Ahjumma kesal “baik sedang berusaha” jawab Sang Man lesu dan masuk ke dalam rumah.
Satu persatu hantu mulai turun dari tubuh Sang Man. (wkwkwkwk, hebat ya Sang Man bisa mengangkat Hantu sebegitu banyaknya).
Sang Man melihat sepatu para Hantu yang sekarang terletak di depan pintu.

Pertama kali ada orang datang mencari, lebih baik jika seorang manusia

Para Hantu mulai melihat apartemen Sang Man yang sederhana namun bersih. Hantu Kakek Tua (sekarang aku panggil Kakek Tua ya chingu) memasukkan kepalanya ke dalam kulkas dan melihat isi kulkas Sang Man (namanya juga Hantu jadi bisa tembus-tembus gitu dech) “tidak ada anggur?” tanya hantu Kakek Tua “tidak ada” jawab Sang Man lesu
aku adalah orang yang menjaga kesehatan dan tidak pernah minum sake
Ahjumma yang sempat mengomel karena melihat depan apartemen Sang Man kotor kembali mengomel saat melihat Sang Man buang air kecil sembarangan. Sang Man hanya tertawa dengan wajahnya yang sudah sangat merah karena terlalu banyak minum sake dan sifatnya sekarang sangat mirip dengan hantu Kakek Tua.

Juga tidak suka yang manis

Hantu anak kecil sedang asyik memakan kue manis dan Sang Man tentu saja ikut makan karena kali ini giliran Hantu anak kecil yang merasukinya. Sang Man berkali-kali ingin muntah namun hantu Anak kecil terus saja makan.
http://www.smileycodes.info
Aku juga tidak pernah belajar merokok

Di hadapan Sang Man sudah tersedia beratus-ratus batang rokok yang siap untuk dihisapnya bersama hantu Pria Perokok.

Walaupun kesepian dan sedih sebagai pria juga tidak pernah menangis

Saat perkumpulan penghuni apartemen, Sang Man tak henti-hentinya menangis dan menyebabkan rasa iba dari para penghuni apartemen. Mereka bahkan menghapus larangan untuk buang air kecil di balkon seperti yang dilakukan Sang Man.
Akhir-akhir ini cuaca sedang normal
Sang Man tidak bisa tidur dan sedang sibuk melihat layar computer. Para hantu sedang memperhatikannya dan Sang Man memutuskan ke kamar mandi.
Pagi harinya Sang Man terbangun, wajahnya benar-benar sangat berantakan. Sang Man tiba-tiba merasakan nyeri perut yang sangat hebat dan bergegas ke kamar mandi untuk menabung dan tidak lupa muntah. (hehehehe).
Para Hantu sedang asyik menonton tv.
“aku lapar, kalian sebetulnya kenapa? Aku adalah orang yang sangat menghargai kesehatan, kalian tahu bagaimana rasanya hidup sendirian, kesehatan sangat penting bagiku. Mengapa harus begini kepadaku? Apa aku begitu mudah untuk diejek, sungguh sial” teriak Sang Man pada para Hantu. Para Hantu berbalik ke arah Sang Man dan menatapnya dengan tajam.
Malam harinya Sang Man sama sekali tidak bisa tidur karena hawa di dalam rumahnya sangat dingin. Sang Man mencoba mengatur pengatur suhu ruangan hingga ke suhu 45° C namun masih tetap dingin dan bahkan sekarang seisi rumah Sang Man membeku. Sang Man seperti berada di kutub utara.
Sang Man kembali mendatangi Peramal. Sang Man bertanya kenapa hanya dirinya yang merasa kedinginan padahal saat itu cuaca sedang normal dan bagaimana caranya agar Sang Man bisa mengusir mereka semua. Peramal mengatakan kalau para Hantu sedang marah pada Sang Man dan cara untuk mengusir mereka pergi adalah melayani mereka dan memberikan apa yang mereka inginkan karena mereka sama sekali tidak bisa diusir kecuali kehendak mereka sendiri.
Sang Man duduk di hadapan para Hantu yang sedang asyik menonton tv.
“aku orang yang sangat kesulitan, tidak bagus jika digunakan bersama kalian. Aku juga sudah dipecat dan tidak punya keinginan untuk hidup lagi, apakah tidak bisa pergi? Aku akan memenuhi keinginan kalian agar kalian bisa pergi, bagaimana?” tanya Sang Man.
Para Hantu yang sedari tadi diam dan memilih menonton televisi mulai memberikan reaksi, dimulai dari hantu Kakek Tua “aku sangat mudah, ada sebuah kamera……” namun ucapannya terpotong oleh ucapan hantu anak kecil “aku katakan dulu…..” “tidak sopan, usia tua harus mengatakannya terlebih dahulu” ucap hantu Kakek Tua “kamu tidak merasa kekanak-kanakankah?” tanya hantu Anak kecil “anak ini” keluh hantu Kakek Tua. Sang Man memotong ucapan mereka “urutannya kalian tentukan sendiri, waktu memenuhi keinginan boleh tidak jika kalian kembali ke rumah masing-masing, aku sungguh terlalu lelah”.
Di Rumah sakit tempat Sang Man pernah dirawat terlihat dua orang sedang menangisi kepergian Ayah mereka. Salah seorang kakek yang kebetulan di rawat di kamar yang sama tiba-tiba berkomentar sesaat sebelum dia keluar dari kamar “orang yang sudah mati untuk apa ditangisi, sudah tahu akan mati makanya diantar kemari. Sudah mati masih perhatian, sudah mati masih datang melihat”.
Salah satu suster dan istri dari Pria berusaha menahan suaminya agar tidak marah pada Kakek. Sang Istri kemudian mengajak suaminya keluar dari kamar. Suster melirik ke arah seorang anak kecil yang kebetulan dirawat di ruangan yang sama “Apa kamu sudah baikan, coba kita dengar suara jantungmu Zhen Yuan, hah sangat bagus” ucap Suster yang bernama Jung Yun Soo.
Beberapa orang pasien sedang bermain kartu di balkon rumah sakit. Jung Yun Soo datang dan menyebabkan mereka dengan cepat membereskan permainannya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Jung Yun Soo berbicara pada salah satu pasien paruh baya dan mengancamnya akan memindahkannya ke ruangan yang lain jika ia terus bermain kartu. (pasien paruh baya adalah Ayah Yun Soo).
Kakek yang sempat berkomentar pada salah satu keluarga pasien terlihat menelepon seseorang. Dia terlihat sangat sedih dan tiba-tiba senang saat mendengar cucu kesayangannya sudah bisa melompat-lompat. Raut wajah Kakek kembali berubah menjadi sedih saat mendengar anaknya keluar dari pekerjaan dan menutup telepon tiba-tiba.
Sang Man dan hantu Kakek Tua berjalan-jalan di pasar loak. “ada sebuah kamera, asal bisa mencarikan pemiliknya sudah cukup” ucap hantu Kakek Tua. Giliran pertama jatuh pada hantu Kakek Tua dan Sang Man harus memenuhi keinginan Kakek Tua . Mereka memasuki sebuah toko yang menjual barang-barang elektonik termasuk kamera. Sang Man mengambil satu kamera dan menunjukkannya kepada hantu Kakek Tua “coba balik” perintah hantu Kakek Tua pada Sang Man. Sang Man yang sama sekali tidak mengerti menuruti saja apa yang dikatakan hantu Kakek Tua“bukan ini” ucap hantu Kakek Tua sambil menggelengkan kepala.
Satu persatu Toko dimasuki Sang Man dan satu persatu kamera diperlihatkan Sang Man pada hantu Kakek Tua, namun jawaban hantu Kakek Tua tetap sama “bukan”. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk menemukan sebuah kamera tua.
Sang Man tentu saja kesal “terus melihat kamera yang sama dan semua toko sudah dimasuki” teriak Sang Man pada hantu Kakek Tua “lagipula siapa yang mengatakan di dalam toko, harus pergi mencari orang yang mengambil kamera itu” jawab hantu Kakek Tua santai “siapa orang itu, apa kamu mengenalnya?” tanya Sang Man “kenal, dia sekarang di Chun Chuan” jawab hantu Kakek Tua dan menyipitkan matanya “kenapa tidak mengatakan dari awal?” ucap Sang Man “kamu sama sekali tidak bertanya, berhubungan dengan masalah orang yang masih hidup hanya bisa menjawab pertanyaan jika ditanya” jawab hantu Kakek Tua “mestinya mengatakan dari awal” keluh Sang Man “sudahlah jika tidak ingin mencarinya untukku, aku selamanya akan berada disampingmu dan tidak akan membiarkanmu mati” ancam hantu Kakek Tua. Sang Man akhirnya luluh dan mencari kembali kamera keinginan hantu Kakek Tua ke Chun Chuan.
Sang Man bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Orang yang mengambil kamera sekarang berjalan ke arahnya. Tiba-tiba Sang Man menyipitkan matanya dan tangannya diletakkan di belakang dan dikaitkan seperti yang biasa dilakukan hantu Kakek Tua (kali ini Sang Man dirasuki Hantu Kakek Tua).
“serahkan kameraku” teriak Sang Man saat orang yang mengambil kameranya berjalan melewatinya “laci kedua lemari baju” tambah Sang Man dan nada bicaranya berubah menjadi seperti nada bicara hantu Kakek Tua. (hebat dech Cha Tae Hyun Ahjussi). Orang yang mengambil kamera berjalan pergi dan tidak memperdulikan ucapan Sang Man, karena dia sama sekali tidak merasa mengenal Sang Man. Sang Man hanya bisa memandangi hantu Kakek Tua yang sekarang berdiri di sampingnya.
Sang Man dan hantu Kakek Tua kemudian mengikuti orang yang mengambil kamera hingga ke tempat sauna, namun Pria tersebut tetap tidak memperdulikan Sang Man. “aku rasa memaksanya bukan cara yang baik” ucap Sang Man sambil menarik celananya hingga ke atas pinggang sama seperti yang dilakukan hantu Kakek Tua dan di kanan kirinya terlihat hantu Pria Perokok dan hantu Anak kecil yang sedang berendam. (wkwkwkwk, lucu abiezt dech ini drama).
Malam harinya Sang Man kembali mendatangi orang yang mengambil kamera, namun kedatangannya kali ini mengacaukan rencana penangkapan seorang penjahat. Rupanya orang yang mengambil kamera adalah seorang Polisi.
Karena kekacauan yang sudah dibuatnya, Sang Man terpaksa dijebloskan ke penjara. Hantu Kakek Tua lagi-lagi membuat keadaan bertambah runyam, dia meniup-niup kertas yang terletak di atas meja agar beterbangan seperti yang dilakukannya sewaktu di Rumah sakit. Para Polisi merasa heran dengan sikap Sang Man namun perhatian mereka teralih saat melihat istri Polisi yang mengambil kamera datang membawakan makanan untuk mereka. Hantu Kakek Tua mempunyai sebuah ide brilliant.
“Menikah bukan hanya mengandalkan cinta sudah bisa, benar tidak?Benar tidak, aku juga kangen sekali. Awalnya mau menjual kamera itu, tapi demi tampil baik di depan pacar tidak jadi menjualnya. Sekarang malah menikah dengan orang lain. Siapa nama wanita itu?” ucap Sang Man dengan gaya khas hantu Kakek Tua. Polisi yang mengambil kamera terkejut dan dengan cepat berdiri menawarkan kimbab kepada Sang Man. “Kimbab buatan orang lain tidak sesuai dengan seleraku, katanya di dalam laci kedua lemari baju, mohon bantuannya” tolak Sang Man.
Kakek masih sedih mengingat jika anaknya sudah dipecat dari pekerjaannya. Tiba-tiba sebuah suara dari belakang punggungnya memanggilnya “Hei Panmo” panggil Sang Man. Kakek tiba-tiba sedih karena merasa tidak asing dengan suara dan nada bicara orang yang memanggilnya “Jun Panmo” panggil Sang Man ulang.
Sang Man mengajak Kakek ke cafeteria. Semua orang memperhatikan Sang Man yang dengan asyiknya meminum sake. Kakek juga menegurnya dan mengatakan kalau itu tidak baik untuk kesehatannya. Sang Man malah berbalik bertanya hal yang sama pada Kakek. Kakek tidak menjawab dan mengambil segelas sake yang baru saja ingin diminum Sang Man “kamu siapa dan bagaimana bisa menemukanku?” tanya Kakek.
Dua orang suster yang sedang duduk makan tidak jauh dari mereka merasa khawatir, bukan pada Sang Man tetapi pada Kakek. Salah satu suster mendekatinya “Kakek sedang makan atau meminum arak? Tidak boleh minum arak”. Sang Man yang baru saja ingin meneguk sakenya terhenti dan berbalik ke arah sumber suara yang terdengar sangat indah di telinganya. Jung Yun Soo kemudian pergi setelah berbicara dan meninggalkan kesan yang sangat mendalam di hati Sang Man. (Sang Man love at first sight pada Yun Soo).
http://www.smileycodes.info 
Hantu Kakek Tua yang kecewa karena Sang Man tidak jadi meneguk segelas sake, akhirnya mengetahui penyebabnya. Hantu Kakek Tua kembali merasuki Sang Man dan berjalan mendekati Yun Soo.
“dari tadi terus melihat ke arah kami, melihat Kakek Tua atau aku? Dilihat sebentar kamu sangat cantik” ucap Sang Man dan mendekatkan wajahnya ke Yun Soo. Yun Soo jelas heran. Sang Man kemudian duduk di salah satu sudut jendela, hembusan angin di jendela berhasil menyapu rambutnya dan membuatnya terlihat sangat cool “cuacanya bagus sekali, bagaimana kalau kita pergi minum teh?” ajak Sang Man. Yun Soo dan temannya hanya bisa terdiam melihatnya dan menganga.
Sang Man merasa malu atas semua yang sudah dilakukan hantu Kakek Tua. Hantu Kakek Tua malah tersenyum senang dan mengatakan kalau dia hanya membantu Sang Man.
Kakek membuka bungkusan yang diberikan Sang Man. Di dalamnya ternyata adalah kamera yang berhasil diambil Sang Man dari Polisi. Kakek terkejut saat melihat tulisan K dan Y dibalik kamera. Kakek tiba-tiba tersenyum.
Sang Man perlahan-lahan membuka mata dan terkejut saat melihat Hantu Wanita Yang selalu menangis tidur di sampingnya. “apa kamu masih perlu tidur?” keluh Sang Man “dasar, kamu tidak bisa buka jendela ya?” ucap Sang Man lagi pada Hantu Pria Perokok yang sedang asyik merokok disampingnya. Sang Man semakin kesal saat melihat Hantu Kakek Tua di atas lemari dan Hantu Anak kecil yang sedang bermain kartu. Mereka semua berkumpul di kamar Sang Man. “Anak kecil, cepat katakan harapanmu” ucap Sang Man.
Sang Man dan hantu Anak kecil bersama-sama ke Bioskop. Keinginan Hantu Anak kecil ternyata ingin menonton film di Bioskop. Sang Man dan Hantu Anak Kecil tanpa sengaja bertemu dengan Yun Soo di Bioskop. Yun Soo ternyata mengajak Zhen Yuan menonton film.

Seorang wanita
Sang Man mendekati Yun Soo dan menyapanya.
“annyeonghaseyo” sapa Sang Man “suka melihat kartun?”
“ne, semoga kamu senang melihatnya” jawab Yun Soo singkat dan segera pergi.
“Itu, belakangan ini permen itu berapa duit? 10 Won apakah boleh beli 10?” tanya Sang Man sambil mengupil (hantu Anak kecil merasuki Sang Man. Dia tergoda melihat permen yang dimakan Zhen Yuan).
“1200 Won satu” jawab Yun Soo.
Hantu Anak kecil terlihat sangat menikmati film hingga membuat Sang Man terus tertawa menikmati sepanjang film diputar. Yun Soo yang duduk tidak jauh dari kursi Sang Man diam-diam memperhatikannya.
Selesai menonton film di Bioskop, Sang Man dan Hantu Anak kecil menuju sebuah toko mainan yang masih berada di area Bioskop. Hantu Anak kecil ingin membeli sebuah robot mainan.
Pandangan Sang Man kembali menangkap sosok Yun Soo.
“berikan aku satu” ucap Hantu Anak kecil pada Zhen Yuan. Zhen Yuan kemudian mengambil beberapa permen dari dalam kantong jaketnya “benar ini semuanya?” tanya Hantu Anak kecil.
“benar ini semuanya?” tanya Sang Man lagi. “kamu sedang melakukan apa?” tanya Yun Soo yang baru saja kembali dari kamar mandi. Sang Man hanya terdiam dan buru-buru memasukkan permen dalam saku celananya. Zhen Yuan tiba-tiba meminta Yun Soo untuk mengajaknya makan mie hitan (Jajangmyeon) dan Sang Man mengikutinya karena hantu Anak kecil juga ingin makan mie goreng.
Satu persatu mangkok yang berisikan Jajangmyeon habis dimakan Sang Man. Gaya makannya menarik perhatian Zhen Yuan dan tentu saja Yun Soo. “kakak, Paman ini sepertinya dewa makan” ucap Zhen Yuan pada Yun Soo dan berpindah ke meja Sang Man. “Ahjussi, kamu bisa makan semangkok lagi?” tanya Zhen Yuan “bercanda ya? Aku masih bisa makan 3 mangkok lagi” ucap Sang Man senang dengan mulut belepotan. “Ahjussi satu mangkok lagi” teriak Sang Man pada pemilik toko dan sontak mengundang rasa terkejut dari para pengunjung karena Jajangmyeon yang dipesan Sang Man adalah mangkok ke 6.
Sang Man memuntahkan semua yang dimakannya. Perutnya tidak bisa menerima semua Jajangmyeon dan ini semua karena ulah hantu Anak kecil.
Yun Soo meminta maaf kepada Sang Man. “maafkan Zhen Yuan yang sudah memintamu makan terus menerus. Dia tidak bisa makan makanya sangat senang bisa melihat kamu makan”. “tidak apa-apa, aku juga tidak menyangka bisa memakan makanan sebanyak itu” ucap Sang Man.
Yun Soo mencari keberadaan Zhen Yuan. Zhen Yuan ternyata sedang berada di penjual mainan dan hantu Anak kecil juga berada di tempat yang sama sedang memandangi permen ikan jumbo. Sang Man menjadi stress melihatnya.
Yun Soo menawarkan kepada Sang Man untuk bermain lempar panah dan hadiahnya adalah permen ikan jumbo. Hantu Anak kecil tentu saja senang dan membuat Sang Man berhasil mengenai papan yang bertuliskan ikan Jumbo.
Semua yang melihatnya berdecak kagum. Penjual kemudian mengambil hadiah Sang Man dan memberikannya kepada Sang Man. “wah Paman, benar-benar hebat” puji Zhen Yuan “kalau mau kau bisa mengambilnya” ucap Sang Man dan seketika Hantu Anak kecil memanggilnya.
“kenapa seperti ini?” tanya hantu Anak kecil
“apa?” tanya Sang Man tidak mengerti
“kamu sudah mendapatkannya, mengapa ingin memberikan kepada orang lain” jawab hantu Anak kecil sedikit marah
“itu, mereka satu pun tidak kena, berikan dia saja ya, lagipula ini tidak baik untuk kesehatan” bujuk Sang Man
“andwae, aku paling suka makan” ucap hantu Anak Kecil
“aku ingin menghabiskan ini? Tidak mungkin, kalau pun makan berapa hari baru bisa habis” teriak Sang Man.
Yun Soo yang mendengar suara Sang Man mendekatinya “lebih baik kamu makan saja, kami tidak perlu” ucap Yun Soo dan berpamitan pergi.
Sang Man berjalan lesu dengan permen ikan jumbo di tangannya. “kamu sudah punya mainan, berikan permen ini kepada anak kecil itu bukannya lebih baik” keluh Sang Man sepanjang perjalanan “makanan dengan mainan mana bisa disamakan” jawab hantu Anak kecil “orang yang sudah mati dan orang yang segera mati bisa ada persamaan apa? Belanja ini juga tidak perlu, orang mati juga ingin buat apa?” tanya Sang Man “tidak mati bukannya sudah bisa?” tanya hantu Anak kecil “kamu pikir hidup itu mudah ya?” tanya Sang Man lagi “kamu pikir mati itu enak ya?” tanya hantu Anak kecil balik.
Sang Man terhenti berjalan saat melewati sebuah toko yang menjual dvd dan novel. “kenapa berhenti? Bukannya belanja itu tidak perlu?” tanya hantu Anak kecil pada Sang Man yang memandangi gambar kartun di kaca toko.
Pernah bilang suka kartun
Yun Soo meminta maaf kepada Zhen Yuan karena tidak bisa mendapatkan mainan saat permainan lempar panah tadi. Zhen Yuan sama sekali tidak bersedih dan malah bertanya apa dia masih bisa bertemu dengan Sang Man yang dipanggilnya Paman Dewa Makan pada Yun Soo. Yun Soo hanya tersenyum dan mengangguk.
Teman Yun Soo datang dan mengatakan kalau Ayah Yun Soo sedang mencarinya. Raut wajah Yun Soo seketika berubah. Yun Soo menengok ke kamar ayahnya yang sedang tertidur. Baru saja Yun Soo ingin pergi, Ayahnya tiba-tiba step dan kejang-kejang. “Unni” panggil Yun Soo pada temannya tadi. Beberapa dokter dan suster bergegas datang dan kemudian memeriksanya.
Tiba giliran Hantu Pria Perokok.
Sang Man dan Hantu Pria Perokok mengendap-ngendap di kegelapan malam menuju tempat penyimpanan mobil-mobil bekas. Hantu Pria perokok ingin mengambil taxinya kembali dan mengendarainya ke pantai.
“pasti yang ini?” tanya Sang Man dan berusaha membuka gembok “aku merokok dulu baru bisa berbicara lagi” jawab hantu Pria perokok “tidak boleh, pasti bisa, aku pasti bisa mendapatkannya untukmu” ucap Sang Man optimis dan beberapa detik kemudian gembok berhasil dibuka.
Mereka kemudian memasuki area penyimpanan mobil. Hantu Pria perokok terlihat ketakutan “kamu ini hantu tetapi kenapa takut?” tanya Sang Man yang sibuk mengedarkan senter ke kanan dan ke kiri “mobilmu yang seperti apa?” tanya Sang Man. “itu?” tanya Sang Man dan menyorot mobil yang dimaksud Hantu Pria Perokok.
“ada orang di dalamnya” ucap Sang Man “kamu? Ingin mengambil mobil ini hah?” tanya Pria di dalam mobil emosi “kamu tahu aku datang mengambilnya?” tanya Sang Man balik “kenapa?ingin selingkuh dengan istriku hah?” teriak Pria dalam mobil dan mulai menstater mobilnya. “bukan begitu” jawab Sang Man dan mulai berlari saat Pria dam mobil menjalankan mobil dan mulai mengejarnya.
Pria dalam mobil sedang dalam keadaan mabuk, dia mengira Sang Man datang untuk mengambil mobil karena ingin berselingkuh dengan istrinya.
Sang Man yang sudah letih berlari, berbalik menghadap mobil yang berjalan ke arahnya. Sontak Pria dalam mobil terkejut dan mengerem mendadak. “sebenarnya aku bisa melihat hantu, hantunya ada 4. Bagaimana mengatakannya? Aku ada sedikit hawa dewa” ucap Sang Man dan berpura-pura sedang dirasuki arwah hantu.
“cepat katakan sesuatu” bisik Sang Man pada Hantu Pria Perokok. Hantu Pria Perokok bingung ingin melakukan apa, akhirnya dia menghembuskan hawa dingin ke mobil hingga pria di dalam mobil kedinginan. Pria di dalam mobil mengambil inisiatif menyalakan penghangat ruangan. Hawa di dalam mobil perlahan-lahan mulai menghangat “maaf, akhir-akhir ini tekhnik elektronik lebih canggih” ucap Hantu Pria Perokok meminta maaf pada Sang Man.
Sang Man akhirnya berlutut di depan mobil dan meminta kepada Pria di dalam mobil untuk memberikannya mobil dengan perjanjian, Sang Man akan mencari tahu dan mengembalikan istri pria ke pelukannya.
Sang Man dan Hantu Pria Perokok sedang mengawasi seorang wanita setengah baya dari luar restoran. Wanita tersebut kemudian beranjak pergi meninggalkan restoran. Sang Man dan Pria Perokok mengikuti wanita tersebut namun mereka kehilangan jejak.
Ternyata wanita yang diikuti Sang Man sedang berada di rumah sakit tempat Sang Man pernah dirawat dan Yun Soo bekerja. Wanita tersebut sedang berbicara dengan Yun Soo dan diam-diam Sang Man mendengarkan percakapan mereka.
“wanita itu sudah mau mati” ucap Sang Man pada Hantu Pria Perokok. Hantu Pria Perokok mangangguk “terus anaknya bagaimana, kasihan mereka tidak ada ibu” ucap Sang Man lagi dan mengingat nasibnya yang sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Hantu Pria Perokok hanya terdiam mendengar ucapan Sang Man.
Yun Soo mendatangi Sang Man.
“kenal dia?” tanya Yun Soo pada Sang Man yang merokok “kamu juga merokok? Katanya Kanker Paru-paru, suaminya sangat kuat merokok dan tidak tahu apakah bisa menjaga anaknya dengan baik. Demi anak dia menolak untuk menjalani pengobatan” tambah Yun Soo.
“anaknya bisa hidup dengan baik” ucap Sang Man sedih
“oh ya Zhen Yuan sangat senang bermain denganmu, ini, namaku Jung Yun Soo” ucap Yun Soo dan memberikan kartu namanya
“aku Sang Man”.
Sang Man menemui Pria yang memiliki mobil Hantu Pria Perokok. Sang Man memberitahukan kalau istrinya sama sekali tidak berselingkuh dan sedang mengidap kanker paru-paru. Dia sengaja menghentikan pengobatan karena sedang hamil.
Pria tersebut akhinya meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah dilakukannya kepada istrinya dan berjanji untuk berubah.
Hantu Pria Perokok terlihat sangat senang bisa mengendarai mobilnya kembali dan mengajak Sang Man ke suatu tempat. “masih berapa lama?” tanya Sang Man “jalan saja” ucap hantu Pria Peroko senang.
Mereka akhirnya sampai di sebuah tempat terpencil dan di hadapan mereka terbentang lautan biru. “disini?” tanya Sang Man “iya, memangnya kenapa” jawab Hantu Pria Perokok “aku baru pertama kali ke tempat ini” ucap Sang Man.
“kamu sudah menikah?” tanya Sang Man saat mereka berdua duduk di hamparan pasir. Hantu Pria Perokok mengangguk “punya anak?” tanya Sang Man lagi “iya” “setelah menikah bagaimana? Bukan aku ingin menikah, hanya penasaran saja?” tanya Sang Man untuk ke tiga kalinya “kalau menikah bisa hidup bersama dan punya anak, seorang bisa menjadi 3 orang. Selelah apapun jika melihat mereka menjadi semangat kembali” jawab Hantu Pria Perokok.
Sang Man terlihat memikirkan ucapan Hantu Pria Perokok.
Hantu Pria Perokok tiba-tiba berdiri dan ingin melepaskan pakaiannya “berenang di Laut adalah impianku” ucap Hantu Pria Perokok “impianmu sungguh banyak, lagipula aku tidak bisa berenang, aku tidak pernah belajar berenang” teriak Sang Man “andwae” teriak Sang Man saat Hantu Pria Perokok melepaskan pakaiannya dan Sang Man otomatis ikut melepaskan pakaiannya juga.
“masih berapa lama? Dingin sekali, seorang juga pun tidak ada, untuk apa datang kesini?” teriak Sang Man kedinginan “tenanglah sedikit, kalau kau tenang akan bisa berenang, tenang saja” ucap Hantu Pria Perokok mengajari Sang Man.
Laut Besar, pertama kali datang kemari, dingin dan asin. Luas dan sungguh menyilaukan mata

Hantu Kakek Tua tersenyum senang, Hantu wanita yang selalu menangis lagi dan lagi menangis sementara Hantu Anak kecil berlarian disepanjang pantai. Mereka senang melihat Sang Man dan Hantu Pria Perokok bisa berenang bersama-sama.
Sang Man mengeluarkan tangannya ke luar jendela merasakan hembusan angin pantai yang untuk pertama kali bisa dirasakan dalam hidupnya. “gembira?” tanya Hantu Pria Perokok mengemudikan mobil. Sang Man hanya terdiam. Mereka kembali ke Kota bersama-sama menggunakan taxi hantu Pria Perokok.
Pertama kali hidup bersama dengan orang lain, tapi kalau ini manusia akan lebih baik
Sang Man merasa hidupnya jauh lebih berarti. Hal ini pertama kali dirasakannya dalam hidupnya, walaupun yang menemaninya adalah Para Hantu. Sang Man tersenyum senang melihat Para Hantu yang sedang asyik menonton tv. Rumahnya yang dahulu sepi seperti kuburan sekarang menjadi lebih berwarna.
Sang Man dan Para hantu menikmati permen ikan jumbo yang berhasil dimenangkan Sang Man.
Hantu Anak kecil tentu saja senang menikmatinya, tetapi Hantu Kakek Tua sama sekali tidak, baginya menikmati sake jauh lebih nikmat daripada harus memakan permen ikan jumbo. Begitupun dengan Hantu pria Perokok yang jauh lebih suka jika dihadapakan dengan berbungkus-bungkus batang rokok.
“aku ingin pergi berbelanja” ucap Sang Man pada semua Hantu.
Sang Man ditemani para Hantu pergi berbelanja di sebuah toko yang pernah dilewati Sang Man dan Hantu anak kecil. Disaat Sang Man dan para Hantu sedang sibuk di dalam toko, di luar toko terlihat beberapa orang yang berhenti untuk sekedar foto dan melihat-lihat di depan mobil Sang Man.
Hantu Pria Perokok mengemudikan mobil, tentu saja dengan rokok di tangannya. Di jok belakang mobil terlihat tumpukan kaset dvd kartun anak-anak yang berhasil di beli Sang Man.
Hantu Pria Perokok melihat rokok di tangannya kemudian melihat kepada Sang Man yang sedang asyik merokok. Tanpa pikir panjang, Hantu Pria Perokok membuang rokoknya ke luar jendela mobil.
Sang Man pun melakukan hal yang sama “kenapa, apa ingin berubah?” tanya Sang Man “apa?” tanya Hantu Pria Perokok “kamu sedang memikirkan kesehatanku?” tanya Sang Man lagi. Hantu Pria Perokok tertawa “kamu juga meninggal karena menderita kanker paru-paru kan?” tambah Sang Man “anio” jawab hantu Pria perokok tersenyum “terus karena apa?” tanya Sang Man penasaran “kecelakaan lalu lintas” jawab Hantu Pria perokok “apa seperti sekarang, memandu mobil?” tanya Sang Man, namun ucapannya terhenti saat sebuah bunyi klakson terdengar dari arah belakang.
Rupanya itu bunyi klakson dari mobil patroli polisi yang menyuruh mereka berhenti. Hantu Pria Perokok pun meminggirkan mobil.
“tadi di jendela sudah membuang puntung rokok kan?” tanya Polisi mendekati mobil Sang Man. Sang Man mengatur poninya seperti yang biasa dilakukan hantu Pria Perokok. “aigoo,benar-benar sudah berusaha” ucap Sang Man dengan nada bicara Hantu Pria Perokok. “perlihatkan sim anda” ucap Polisi dan melihat mobil yang dikendarai Sang Man yang terlihat sangat berbeda dengan mobil keluaran tahun sekarang dan keluaran beberapa tahun terakhir. “aku tidak ada sim” ucap Sang Man dengan nada bicara seperti biasa, rambutnya juga sudah kembali seperti semula.

Sang Man dibawa ke kantor polisi.

Sang Man berkali-kali ingin merokok, tetapi Hantu Pria Perokok terus menggagalkan usaha Sang Man dengan cara meniup api yang akan membakar rokok dan mengambilnya. Para Polisi yang berada tidak jauh dari Sang Man terus memperhatikan apa yang Sang Man kerjakan.
“kamu bukan lelaki yang tidak normal kan? Apa kamu ingin memanggil anggota keluargamu ke sini?” tanya Polisi “kamu sedang buat apa?” tanya Polisi yang lainnya. Mereka mengira Sang Man tidak waras. Sang Man menyalakan api untuk merokok dan kemudian meniupnya lagi.
“aku merasa rokok itu tidak baik, tapi dia selalu ingin merokok” ucap Sang Man dan nada bicaranya berubah menjadi nada bicara Hantu Pria Perokok “siapa yang ingin merokok dan siapa yang melarangmu?” tanya Polisi penasaran. Sang Man mengatur rambutnya “kalau aku beritahu, anda juga tidak akan paham” jawab Sang Man “kamu sudah dewasa mengapa belum punya SIM?” tanya Polisi lagi “aku ada, aku kan seorang supir taxi” jawab Sang Man dan nada bicaranya kembali menjadi seperti Hantu Pria Perokok begitupun dengan rambutnya “selamat datang, good bye, sayonara” ucap Sang Man.
“tidak punya SIM masih memandu mobil?” tanya Polisi yang satunya “itu kamu sendiri” ucap Sang Man pada Hantu Pria Perokok yang tak terlihat “dari kecil takut mengendarai mobil makanya tidak memiliki SIM” jawab Sang Man pada Polisi “kamu ingin buat apa lagi, kamu yang memandu dan aku tidak punya SIM” ucap Sang Man pada Hantu Pria Perokok. Semua Polisi menjadi heran dengan sikap Sang Man yang berbicara seolah-olah ada orang yang diajaknya mengobrol.
Polisi menghentikan tindakan Sang Man yang dianggapnya berbicara sendirian. Polisi menyuruh Sang Man untuk memanggil anggota keluarganya, namun Sang Man tetap menjawab kalau dia sama sekali tidak memiliki anggota keluarga dan hidup sendirian. “tidak adakah orang yang bisa datang?kenapa menjadi orang seperti ini” tanya Polisi.
Sang Man mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Sang Man memandangi sebuah kartu nama berwarna biru muda.

Hingga malam tiba, Sang Man belum juga beranjak dari kantor polisi.

Sang Man bercerita kepada Hantu Pria Perokok

“kau tahu orang bisa makan sewaktu kapan? Musim semi, musim gugur dan masih ada hari natal. Karena kesepian terus memikirkan orang lain pasti juga kesepian. Tapi jika sudah sampai waktunya, melihat orang lain juga sangat bahagia, begitu yang ada dalam pikiranku. Rupanya hanya aku saja yang seperti ini, hanya jika ada kehidupan aku seperti ini. Aku hanya berusaha bekerja keras, menikah dengan wanita yang aku sukai, memiliki satu hingga dua orang anak, tidak perduli seberapa letih pun akan tetap hidup demi keluarga, itulah impianku. Tapi bagi orang yang tidak memiliki keluarga, peluang seperti inipun mustahil, takut dikatakan kesepian, makanya berusaha untuk hidup lagi. Aku selalu foto seorang diri, tetapi selalu berpikir diantara ribuan orang pasti ada yang termasuk keluargaku, keluarga yang tidak dapat aku lihat. Memikirkan mereka menjadi ayah dan ibuku”.

Yun Soo yang sudah berdiri sedaritadi di dekat Sang Man berjalan perlahan mendekati Sang Man. Yun Soo sudah cukup lama mendengar cerita Sang Man.
“Yun Soo-si” ucap Sang Man saat Yun Soo mendekatinya dan mendengarkan denyut jantungnya (aku paling suka adegan ini chingu).
“kenapa?” tanya Sang Man lagi.

Semua Polisi sontak berdiri melihat Sang Man dan Yun Soo. “selalu mengatakan kesepian, ternyata berefek sangat ampuh” ucap salah satu Polisi.
Yun Soo dan Sang Man sekarang berada di mobil yang sama, taxi hantu Pria Perokok. “selalu katakan keluarga, kalau aku malah ingin meninggalkan keluargaku, aku selalu berpikiran seperti itu” gumam Yun Soo sambil mengemudikan mobil. Sang Man hanya terdiam mendengarkan apa yang diucapkan Yun Soo.
Yun Soo memarkir mobil di area parkir apartemen Sang Man.
“kamu kembali saja” ucap Yun Soo saat Sang Man mengikutinya dan bermaksud ingin mengantarnya.
Sang Man mengangguk. “ah, makan ini” ucap Yun Soo dan memberikan beberapa bungkus permen kepada Sang Man “jangan mengambil punya anak kecil lagi” tambah Yun Soo. Sang Man memandangi permen berbentuk smile yang sekarang berada di tangannya. “aku pergi dulu” ucap Yun Soo dan berlalu pergi.
Sang Man memandangi Yun Soo yang mulai menjauh. Hantu Pria Perokok tiba-tiba muncul dan berdiri di samping Sang Man “tidak berikan DVDnya?” tanya Hantu Pria Perokok. Sang Man tiba-tiba tersadar dan berteriak tunggu pada Yun Soo.
Sang Man berlari ke mobil dan kemudian kembali dengan membawa sekotak dvd kepada Yun Soo. “ini, aku mendengar kamu sangat suka kartun. Aku tidak membelinya, di rumah sangat banyak” ucap Sang Man “tetapi mengapa memberikannya kepadaku?” tanya Yun Soo heran “ini semua milik keluarga” jawab Sang Man sambil tertawa “aku pergi dulu” ucap Yun Soo canggung sekaligus heran dengan sikap Sang Man.
Yun Soo berjalan sempoyongan dengan sekotak dvd di tangannya. Sementara Sang Man terus melambaikan tangan pada Yun Soo. Hantu Pria Perokok menghela nafas melihat sikap Sang Man “bantu dia mengangkat kotak itu” ucap Hantu Pria Perokok. Sang Man terkejut mendengar ucapan Hantu Pria Perokok. Sang Man sama sekali tidak pernah pacaran dan tidak pernah berkenalan dengan seorang gadis sekalipun, makanya Hantu Pria Perokok memberitahu Sang Man.
Sang Man dan Yun Soo berdiri di Halte Bus menunggu Bus datang. Sang Man terus tersenyum begitupun dengan Yun Soo. Bus yang akan dinaiki Yun Soo akhirnya datang, Sang Man memberikan kotak dvd kepada Yun Soo.
Bus perlahan-lahan mulai berjalan. Sang Man memandangi Yun Soo dari balik jendela Bus. Sang Man berjalan kembali menuju apartemennya namun tiba-tiba berlari dengan cepat mengejar Bus. Hantu Pria Perokok tertawa melihat sikap Sang Man dan sudah bisa menebak kalau Sang Man pasti akan melakukannya.

Di dalam Bus
Sang Man duduk di samping Yun Soo. Sang Man dan Yun Soo sama-sama canggung. Sang Man memutuskan membuka pembicaraan.
“itu tadi di kantor polisi, mengapa kau melakukan hal seperti itu?” tanya Sang Man dan memiringkan sedikit kepalanya agar Yun Soo tahu apa maksud ucapannya.
“ah, maaf itu kebiasaanku, Ingin dengarkan denyut jantung” jawab Yun Soo
“oh, tidak apa-apa” jawab Sang Man. (Suasana mulai mencair)
“kedengarannya sungguh sehat, orang tuamu sepertinya memberikan sebuah jantung yang bagus untukmu” ucap Yun Soo
“kalau begitu, bisakah aku melakukannya juga” ucap Sang Man dan tanpa perasaan malu dan canggung mendengarkan denyut jantung Yun Soo. Yun Soo jelas saja kaget namun hanya bisa diam melihat Sang Man, jantungnya saat ini sedang tidak stabil, apalagi berada di dekat seorang Pria.
“oh, denyutannya sangat cepat, kung,kung,kung, suaranya juga sungguh bagus” ucap Sang Man tersenyum. Yun Soo ikut tersenyum.
Sang Man berjalan kembali ke apartemennya. Hantu Pria Perokok masih setia menunggu Sang Man di halte Bus. Senyuman di wajah Sang Man terus terkembang.
Sang Man duduk di samping Hantu Pria Perokok. Hantu pria Perokok ingin mendengarkan denyut jantung Sang Man namun Sang Man dengan cepat menghindar. Hantu pria Perokok tertawa tiada henti melihat sikap Sang Man yang tiba-tiba menjadi malu di hadapannya.
Yun Soo kembali ke rumah sakit. Yun Soo menuju kamar ayahnya dan marah ketika melihat ayahnya bermain kartu bersama Kakek Jun Panmo dan Zhen Yuan. Yun Soo membereskan kartu-kartu yang berserakan di atas tempat tidur dan membawanya pergi.
Saat hendak melewati pintu kamar, Ayahnya tiba-tiba berbicara “kamu lebih cantik jika mengenakan baju bebas daripada baju perawat dan lebih cantik lagi jika menggunakan sepatu yang indah”. Yun Soo tidak menjawab dan berlalu pergi. Ayahnya hanya bisa memandangi putri yang sangat disayanginya tidak memperdulikannya.
Permintaan terakhir yang akan dipenuhi Sang Man adalah Hantu Wanita yang selalu menangis.
“aku hanya ingin membuatkan makan malam pada orang yang kusukai” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis
“kalau begitu beritahukan kepadaku siapa mereka dan kita akan menemukannya” ucap Sang Man
“orang yang aku sukai?” tanya Hantu Wanita yang selalu menangis. Hantu wanita terlihat bingung “itu, orang yang disukai….”
“apa orangnya sudah tidak ada?” tanya Sang Man
“maaf tidak bisa menjawab dengan cepat” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis sedih dan kembali menangis. “bagaimana kalau kita makan bersama?” tanya Hantu Wanita yang selalu menangis
“jangan sampai saat itu tidak mengungkapkan perasaan dan menyesal” ucap Sang Man menasehati
“ah, tidak, kita makanlah bersama” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis
“tidak perlu mencari orang yang disukai?” tanya Sang Man memastikan
Hantu Wanita yang selalu menangis tiba-tiba berpikir “boleh memanggil seseorang?”

Sang Man menjadi heran melihat sikap Hantu wanita yang selalu menangis tersenyum terus menerus padahal tidak ada hal yang lucu. Sang Man tiba-tiba ikut tertawa saat melihat tujuan Hantu wanita yang selalu menangis.
Senyum mengembang di wajah Sang Man saat melihat Yun Soo. Sang Man merasa malu untuk mendekati Yun Soo. Hantu Wanita yang selalu menangis mengerti dengan yang dirasakan Sang Man. Dia perlahan-lahan mendekati Yun Soo dan Sang Man otomatis mengikut di belakangnya.
“cantik sekali, ini beli dimana?” tanya Sang Man menyentuh jepit rambut Yun Soo yang saat itu sedang sibuk menulis catatan representative pasien.

Aku hampir lupa kalau tubuhku tidak hanya digunakan oleh diriku sendiri


Sang Man tiba-tiba tersadar dan meminta maaf pada Yun Soo atas apa yang sudah diperbuatnya.
“datang ke sekitar sini ada masalah, jepit rambutmu sangat cantik” ucap Sang Man dan ucapan Sang Man membuat Yun Soo tersenyum.
Tiba-tiba Ayah Yun Soo datang menghampiri mereka.
“namja chingu?” tanya Ayah Yun Soo dan melihat Sang Man dengan seksama “aku adalah Ayah Yun Soo”.
“Annyeonghaseyo” sapa Sang Man dan memberi hormat “aku dan Yun Soo diantara kami adalah……” ucapan Sang Man dipotong Yun Soo
“masuklah, sudah saatnya disuntik”
“aku dulu sudah memprediksi ini akan terjadi, kapan kalian menikah?” tanya Ayah Yun Soo senang
“apa? Menikah? Itu adalah impianku, mempunyai 2 orang anak……” lagi-lagi ucapan Sang Man dipotong Yun Soo
“cepatlah masuk”
Ayah Yun Soo mengerti dan kemudian beranjak pergi. Baru beberapa langkah dia berbalik lagi “aku tidak bisa menunggu terlalu lama, aku ingin melihatnya segera menikah”
“tidak bisakah langsung masuk” teriak Yun Soo. Ayah Yun Soo dan Sang Man tentu saja terkejut
“Yun Soo, kamu jangan bersikap seperti itu terhadap Ayahmu” ucap Sang Man mengingatkan
“aku melakukan ini terhadap Ayahku, bukan urusanmu” ucap Yun Soo kesal
“Tapi, aku Cuma merasa……”
“apa kamu tahu apa yang sudah dilakukannya terhadapku….”
“tapi dia tetap adalah keluargamu” ucap Sang Man
“kamu Cuma tahu tentang apa itu keluarga karena kamu sama sekali tidak memilikinya, apa kamu pikir memiliki keluarga adalah bagus? Maaf Sang Man, jangan perdulikan urusan orang lain lagi” ucap Yun Soo dan berlalu pergi meninggalkan Ayahnya dan Sang Man.

Sesampainya di rumah Sang Man membenahi semua barang-barang yang berada di rumahnya, tidak perduli itu buku, pakaian ataupun televisi.
“sebentar lagi akan memasuki musim dingin, ini masih bisa digunakan, barang yang masih digunakan tidak boleh dibuang” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis terlihat khawatir
“ini juga dibuang?” tanya Hantu Wanita yang selalu menangis melihat Sang Man melepaskan kabel tv dan mengangkatnya. Bagi Hantu Wanita yang selalu menangis, tv tersebut satu-satunya barang yang sangat berharga di rumah ini, karena para Hantu yang lainnya sangat senang menonton tv termasuk dirinya.
“apa urusanmu, ini barang-barangku. Aku kan mengabulkan keinginanmu jadi jangan menggangguku lagi” ucap Sang Man kesal. Hantu Wanita yang selalu menangis hanya tertunduk lesu mendengarnya.
Sang Man turun ke lantai dasar dan menuju tempat pengumpulan barang-barang bekas. Para tetangga Sang Man juga sudah berada disana. Mereka ikut menyumbangkan barang yang sudah tidak dipakai lagi. Para Hantu hanya bisa melihat Sang Man dari balkon apartemen. Sekarang apartemen Sang Man kosong melompong.
Hantu Wanita yang selalu menangis berdiri di depan kamar Sang Man. Ia ingin masuk tetapi takut menganggu Sang Man yang sedang tidak mood. Bel tiba-tiba berbunyi, Sang Man keluar dari kamar dan membuka pintu.
Sang Man sedikit terkejut saat melihat Ayah Yun Soo berdiri di depan pintunya.
“bantu aku bisa?” pinta Ayah Yun Soo.
Sang Man berjalan lesu menuju lokasi pemakaman. Sang Man kemudian menuju sebuah ruangan dan melihat Yun Soo duduk sendirian. Yun Soo mengenakan pakaian hitam dan sedang berkabung.
“Yun Soo” panggil Sang Man.
Sang Man mengajak Yun Soo keluar dari ruangan dan berbicara di luar.
“itu aku…. Mungkin kamu tidak akan percaya, tetapi aku bisa melihat orang yang sudah mati. Kamu pasti sangat sulit mempercayainya, Ayahmu datang menemuiku makanya aku datang kemari, dia menyuruhku meminta maaf kepadamu”
“setiap hari mendengar degup jantung ibu, jika berdegup sangat bagus, suaranya sekecil apapun aku bisa mendengarnya. Suara itu makin lama makin lemah hingga suatu hari aku tidak bisa mendengarnya lagi. Melihat ibu meninggal adalah ketakutan terbesar bagiku. Hidup berdua dengan ibu walaupun tidak ada uang juga tidak apa-apa asalkan Ayah bisa cepat sembuh. Terhadapku Cuma ada kenangan seperti ini” ucap Yun Soo dan meminta izin kepada Sang Man untuk kembali masuk.

Keesokan harinya
Kakek Jun Panmo mencoba menghibur Yun Soo.
“Suster Jung,kelak jangan hanya menjaga orang yang akan mati saja, menikahlah. Tidak merasa kesepiankah?”.
Kakek Jun Panmo berdiri dan meminta kepada Yun Soo untuk mengembalikan kamera kepada pemiliknya. Kamera yang diberikan Sang Man kepada Kakek Jun Panmo dan dibalik kamera terdapat tulisan K dan Y.
Sang Man dan para Hantu Pria berdiri di depan lemari pakaian Sang Man. Dari dalam lemari terdengar suara tangisan. Rupanya Hantu Wanita Yang selalu menangis kembali menangis dan mengurung diri di dalam lemari.
Sang Man membuka lemari “kenapa selalu menangis?”
“maaf” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis
“bukankah ingin makan bersama? Ayo kita berbelanja”.
Hantu Wanita yang selalu menangis terlihat antusias ketika dirinya dan Sang Man berada di pasar. Dia bahkan bingung ingin membeli bahan makanan apa.
Hantu Wanita yang selalu menangis memasak di dapur. Bel pintu rumah Sang Man kembali berbunyi dan yang datang adalah Yun Soo . Yun Soo memberikan kamera kepada Sang Man. Yun Soo melihat Sang Man memakai celemek dan makanan yang sudah tertata rapi di meja.
“makan bersama siapa?” tanya Yun Soo
“ah, itu….. mau makan bersama?

Orang yang setiap hari bisa makan bersama keluarga betapa bahagianya

Sang Man melihat disisi kanan dan kirinya para Hantu mulai makan. Sang Man merasa sedikit agak aneh karena ini pertama kali dalam hidupnya bisa berkumpul bersama dan makan.
“apa biasanya juga sering memasak?” tanya Yun Soo yang sekarang duduk di hadapan Sang Man
“ada orang yang dicintai, masak setiap hari alangkah baiknya” jawab hantu Kakek Tua. Yun Soo tersenyum mendengarnya jawaban Sang Man.
“tidak tahu apa ini sesuai dengan seleramu, coba cicipi ini” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis dan Sang Man menawarkan Kimbab kepada Yun Soo. “sungguh ingin setiap hari membuat ini untukmu, maafkan aku tidak bisa membuatkannya” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis dan kembali menangis
“Sang Man apa kau sudah berhenti merokok?” tanya Yun Soo lagi
“sekarang tidak boleh lagi, orang yang akan menjadi kepala keluarga tidak boleh merokok” jawab Hantu Pria Perokok dan Sang Man tersenyum
“kelihatannya sangat suka makanan yang manis” ucap Yun Soo dan melihat permen ikan jumbo tergantung di langit-langit rumah Sang Man (walaupun tinggal ekornya saja).
“Mau aku coba lagi, melempar panah adalah keahlianku, kali ini jika kena maka aku akan memberikan hadiahnya kepadamu” jawab Hantu Anak kecil dan Sang Man kembali tersenyum.
“Sang Man, kamu adalah orang yang seperti apa? Aku Cuma merasa kamu adalah orang yang mempunyai banyak sisi. Degup jantungmu sangat bagus, apakah itu punyamu sendiri?” tanya Yun Soo. Yun Soo ingin mengenal Sang Man lebih dekat. Yun Soo merasa setiap dirinya bertemu dengan Sang Man, kepribadian Sang Man selalu berubah. Ada kalanya Sang Man bersifat seperti seorang anak kecil, ada kalanya Sang Man terlihat sangat rapuh dan ada kalanya Sang Man terlihat genit dan gentle.
“Dia bilang sewaktu masih kecil, Yun Soo sangat menyayangi Ayah. Ayahmu sangat berterima kasih padamu. Ayahmu berkata dia ingin memberikanmu sesuatu padamu dan dia meletakkannya tempat dimana kalian sering bertemu” jawab Sang Man
“benarkah bisa melihat orang mati? Disini juga ada?” tanya Yun Soo “di tempat aku bekerja, setiap hari ada orang mati. Sang Man bisa melihat orang mati dan berbicara dengan mereka, bertemu dengan ayahku, memikirkan ini membuatku sangat lelah. Terima kasih akan makan malamnya, aku pergi dulu” ucap Yun Soo.
Sang Man terdiam sesaat memikirkan kata-kata Yun Soo. “aku orang yang bagaimana?kalian tentu tidak tahu” ucap Sang Man kepada para Hantu dan masuk ke dalam kamar.
Para Hantu hanya terdiam mendengar ucapan Sang Man. Sesaat sebelum masuk ke dalam kamar, Sang Man kembali berbicara “semua keinginan kalian sudah terpenuhi, apa masih tidak ingin pergi? Anak kecil sudah puaskan menonton film? Demi membantumu mencarikan kamera aku rela dimarahi habis-habisan, apa masih tidak ingin pergi? Hantu Perokok, masalah apapun aku sudah melakukannya, apa itu masih tidak cukup? Bibi yang cengeng, aku sudah selesai makan, mangkoknya aku yang akan cuci, kamu pergi saja. Aku sudah memenuhi keinginan kalian, apa masih mau tinggal disini, sekarang, aku mohon pergilah semua”.
Keesokan harinya Sang Man terbangun. Sang Man duduk di meja makan sendirian tanpa ditemani para Hantu.

Akhir-akhir ini dimana-mana adalah udara yang sama

Sang Man duduk sendirian di dalam taxi milik Hantu Pria Perokok. Sang Man kembali mengingat pertemuan pertamanya dengan Yun Soo. Pertemuan pertama yang membuatnya Love at first sight pada Yun Soo dan pertemuan yang membuatnya mengetahui apa itu cinta.
Pertemuannya dengan Yun Soo di gedung Bioskop, dimana Sang Man melihat Yun Soo tertawa untuk pertama kalinya. Melihat Yun Soo makan Jajangmyeon, mendengar degup jantung Yun Soo yang membuatnya tersenyum untuk pertama kali.

Di Rumah Sakit
Yun Soo kembali melihat salah satu Pasien yang dirawatnya meninggal dunia dan itu adalah Zhen Yuan. Yun Soo berdiri di balkon rumah sakit, tempat dimana dia sering menemukan Ayahnya bermain kartu secara sembunyi-sembunyi. Yun Soo melirik tempat dimana Ayahnya sering menyembunyikan kartunya.
Yun Soo mengangkat selimut dan menemukan sebuah kotak berwarna putih. Yun Soo membuka penutup kotak dan menjadi sedih melihat isi kotak yang ternyata adalah sebuah sepatu berwarna putih. Air mata Yun Soo perlahan-lahan jatuh membasahi pipinya. Yun Soo mengingat sang Ayah yang sangat dibencinya bahkan hingga hari kematian Ayahnya. Yun Soo merasa bersalah apalagi dia sama sekali belum meminta maaf kepada Ayahnya.
Yun Soo terduduk lesu di tempat jaga para perawat. Sebuah suara mengagetkannya “jika kamu masih belum makan siang, mau tidak makan bersamaku?”. Yun Soo tersenyum melihat si pemilik suara yang tidak lain adalah Sang Man.

Sang Man dan Yun Soo sekarang duduk di taman.
“Seseorang jika menerima pukulan yang sangat besar maka ingatannya terhadap peristiwa tersebut bisa hilang. Itulah yang terjadi pada Kakakku, sampai meninggal pun tidak ingat pada keluarga bahkan orang tua. Semalam aku minta maaf” ucap Yun Soo
“tidak apa-apa. Semua Hantu itu sudah pergi. Aku sangat tidak suka merokok, minum arak dan menangis. Mereka sudah pergi semuanya dan aku tidak akan lagi menjadi orang seperti itu. Waktu merasa diri sendiri mati, selalu ada orang yang membangunkanku. Sewaktu bangun aku ragu karena selalu saja gagal untuk mati. Di dalam asap putih aku selalu melihat wajah Yun Soo. Kali ini aku kembali hidup dan ingin hidup baik-baik bersama denganmu” jawab Sang Man dan menatap Yun Soo yang tersenyum malu.
Sang Man menjadi malu menyadari apa yang sudah dikatakannya. Sang Man mencoba mengalihkan pembicaraan dengan memuji sepatu baru Yun Soo. Yun Soo kembali tersenyum.
Untuk mengurangi rasa groginya, Yun Soo mencicipi Kimbab yang dibawa Sang Man. Sang Man pun melakukan hal yang sama. Tatapan mereka saling bertemu.
Yun Soo tiba-tiba terdiam “semalam aku baru ingat, di dalam masakan tersebut seharusnya dimasukkan Bocai (sejenis sayuran), tetapi mengapa kamu tidak memasukkannya?” tanya Yun Soo.
“oh itu, Ibuku mengatakan kalau air seledri baik untuk darah dan bayam bagus untuk sistem reproduksi darah” jawab Sang Man dengan mulut yang penuh KImbab. Yun Soo mengangguk mendengar penjelasan Sang Man namun lain halnya dengan Sang Man. Pertanyaan Yun Soo barusan mengingatkannya tentang satu hal.

=Flashback= 
“sayuran ini bisa membersihkan cairan darah” ucap Ibu Sang Man dan menyuapi Sang Man kecil sebuah Kimbap. Ibu Sang Man tak lain adalah Hantu Wanita yang selalu menangis.
Ibu Sang Man sering melihat Sang Man saat tertidur dan itu juga yang pernah dilakukan Hantu Wanita yang selalu menangis ketika Sang Man tertidur. Ibu Sang Man juga sering mengajak Sang Man ke Pasar.
“kapan Sang Man kami juga akan menikah?” gumam Ibu Sang Man ketika melihat pasangan suami istri berjalan bersama-sama ke pasar.

=Flashback end=
Sang Man mulai menangis dan berlari pulang ke rumah. Semua kenangan yang pernah hilang dari ingatannya mulai kembali.

=Flashback= 
Seorang anak kecil terlihat dikerumuni oleh beberapa orang anak sebayanya.
“masih tidak mau menyerahkan uangnya?”
“aku sangat memerlukan uang ini” jawab anak kecil
“ingin cari mati?”. Anak kecil tersebut akhirnya memberikan uang yang dimilikinya.
Sang Man kecil berdiri di depan sebuah gedung Bioskop bersama dengan Anak kecil yang tak lain adalah Kakaknya. “lain kali, Hyung akan membawamu untuk melihat” ucap Anak kecil yang penuh dengan luka yang tak lain adalah Hantu Anak kecil “Baik” jawab Sang Man kecil tersenyum.
Seorang Pria terlihat turun dari taxi kuningnya. Dia kemudian berteriak memanggil istri dan Ayahnya untuk segera keluar rumah. “Yeobo, Abochi, lihatlah ini adalah No.1 yang paling Populer di Dunia ini, Istriku mau tidak jika kita besok pergi jalan-jalan bersama” ucap Sang Pria yang tak lain adalah Hantu Pria Perokok. Istri dan Ayahnya terlihat sangat senang melihat mobil baru sang Pria. Mereka pun mengangguk setuju untuk pergi liburan esok hari.
“baik, aku setuju, aku akan meminjam kamera selama satu hari agar bisa memotret cucuku” jawab Sang Ayah yang merupakan Hantu Kakek Tua dan Kakek Sang Man.
Kakek berlari dengan sebuah kamera di tangannya. “besok, aku akan kembalikan. Aku akan mengembalikannya seperti semula”. Teriak Kakek pada sahabatnya yang tak lain adalah Kakek Jun Panmo.

Keesokan harinya
Sang Man kecil, Ayah, Ibu, Kakak dan Kakeknya menaiki taxi baru milik Sang Ayah.
“Ayah akan mengajarimu naik kuda dan berenang” ucap Ayah pada Sang Man kecil “baik” jawab Sang Man kecil senang.
Sebuah Truk tiba-tiba menabrak taxi kuning milik Ayah Sang Man hingga terjatuh ke dalam jurang.
Ibu Sang Man terus memeluk Sang Man kecil sementara Ayah berusaha melindungi Kakak Sang Man. Kakek Sang Man berpegangan pada mobil.
Polisi berhasil menemukan taxi kuning yang terjatuh ke dalam jurang.
Salah satu Polisi mengambil kamera milik Kakek Jun Panmo dan menyimpannya.
Sang Man kecil selamat dan berhasil dievakuasi. Sementara Sang Ibu, Ayah, Kakak dan Kakeknya tewas dalam kecelakaan.
Sang Man kecil yang berada dalam gendongan dokter samar-samar melihat taxi kuning milik sang Ayah hancur lebur.

=Flashback end=


“Seseorang jika menerima pukulan yang sangat besar maka ingatannya terhadap peristiwa tersebut bisa hilang”. Sang Man kembali mengingat perkataan Yun Soo.
Sang Man akhirnya sampai di apartemennya. Sang Man berteriak seperti orang gila “dimana? Kalian begitu egois, setelah aku mengabulkan keinginan kalian, kalian lantas pergi? Mengapa setiap kali aku tanya kalian selalu menghilang dan tidak bersuara? Walaupun aku menyuruh kalian pergi, kalian jangan pergi”.
Sang Man terus menangis namun para Hantu sama sekali tidak muncul. Tiba-tiba terdengar suara anak kecil berlari kecil disekitar Sang Man. Sang Man perlahan-lahan membuka mata dan melihat Hantu Anak kecil berdiri di hadapannya.
“Hyung?” panggil Sang Man dan tersenyum
“Sang Man terus saja menangis dan tertawa lagi, pantat bisa tumbuh bulu, itu aku tinggalkan untukmu (robot yang pernah Sang Man beli sesuai keinginan Hantu Anak Kecil), kamu mainlah, Abang merasa terlalu kekanak-kanakan untuk bermain lagi, tapi kamu menyukai benda yang kekanak-kanakan seperti itu kan? Tidak boleh pinjamkan orang lain, hanya untukmu saja” ucap Kakak Sang Man.
“sudah menyatakan cinta? Mendapatkan hati seorang wanita sangat mudah yaitu dengan ketulusan hati” ucap Kakek pada Sang Man
“Anakku cepat sekali tumbuh dewasa” ucap Hantu Pria Perokok dan mengukur tingginya dengan Sang Man. Sang Man berbalik dan melihat Sang Ayah “kamu berhentilah merokok” pesan Ayah Sang Man.
“Appa yang mengajarkanku” jawab Sang Man “kelak ayah akan mengajari kamu menyetir dan tidak akan membiarkanmu mendapat masalah lagi. Ayah akan ada selalu disampingmu dan menemanimu menyetir. Anak Ayah sangat hebat, kamu tahu kan?”
“aku tahu Appa” jawab Sang Man
Sebuah suara semakin membuat Sang Man menjadi sedih
“mianhae” ucap Hantu wanita yang selalu menangis. Sang Man berjalan perlahan-lahan mendekati Ibunya.
“Omma, bisa tidak bawa aku pergi?” ucap Sang Man
Hantu Wanita yang selalu menangis menggeleng “Ibu bersalah padamu, Ibu seharusnya tidak membiarkanmu sendirian. Mianhae Sang Man, Ibu sungguh sangat bersalah. Sang Man kami walaupun kelihatannya sendirian, sebenarnya ada Ibu, Ayah, Kakak dan Kakek yang selalu menemanimu, semuanya akan bersama denganmu. Hidup baik-baik, Arachi? Gadis itu kelihatannya baik, dia juga menyukai masakan buatan ibu”.
Sang Man semakin sedih mendengar apa yang diucapkan ibunya. Hantu Wanita yang selalu menangis kemudian memeluk Sang Man, anak yang sangat dicintainya dan sangat disayanginya. Anak yang harus berjuang hidup sendirian tanpa seoarng keluargapun disampingnya.
“aku masih mengkhawatirkan anakku, sebelum aku pergi pun tidak mengenaliku. Terima kasih kamu mengenali Ibu, terima kasih sudah tumbuh menjadi seperti ini”.
Sang Man membayangkan saat dirinya dipeluk oleh Ibunya sewaktu masih kecil. Pelukan hangat yang selalu membuatnya merasa aman dan damai.
Ayah, Kakek dan Kakak Sang Man tersenyum senang melihat Sang Man akhirnya bisa mengingat mereka.

“Ayo kita foto keluarga bersama-sama” ucap Kakek pada yang lainnya.
Kakek berlari dengan cepat berkumpul bersama yang lainnya setelah mengatur timer kamera. Sang Man berdiri di tengah dengan memegang robot milik sang Kakak. Foto sudah jadi dan hasilnya Sang Man hanya berfoto sendirian.
Ternyata selama ini, Ayah, Ibu, Kakek dan Kakak Sang Man selalu menemaninya.
Saat Sang Man masih TK
Saat Sang Man lulus sekolah
Bahkan saat Sang Man pada akhirnya menikah dengan Yun Soo dan memiliki seorang anak
=Flashback=Sang Man sedang menonton tv. Para Hantu berkumpul di dekat Sang Man dan melihat yang sedang dikerjakan Sang Man.
“anak ini makan apa lagi, kenapa makan begitu banyak?” ucap Hantu Kakek Tua
“anakku jangan makan lagi” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis khawatir
“kamu mau memakan ini semua?” tanya Hantu Anak kecil.
Sebuah telepon tiba-tiba berbunyi. Sang Man dan Para Hantu reflex berbalik. “keluarkan cepat” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis. Tiba-tiba Hantu Kakek Tua mempunyai ide. “anak, lihat itu”. Para Hantu berbalik dan melihat sebuah tempat air yang berisi full air minum.
Sang Man masih memperhatikan telepon yang terus berdering, bingung antara mengangkat telepon atau membiarkannya berdering terus. Sementara Hantu Wanita yang selalu menangis, Hantu Pria Perokok dan Hantu Anak kecil bergantian meminum air hingga habis dan tidak bersisa sedikitpun.
Sang Man terkejut saat melihat tempat air yang semula terisi penuh tiba-tiba kosong. Sang Man memuntahkan semua obat di dalam mulutnya.

Ternyata selama ini yang selalu menggagalkan usaha Sang Man untuk bunuh diri adalah Ayah, Ibu, Kakek dan Kakaknya.
hiks hiks....pertama kali nonton film ini, langsung nangis bombay & telp nyokap di Jogja....bener-bener menyentuh hati.... wajib tonton dech....